PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI/BBNI) berhasil mempertahankan struktur biaya pada level yang terkelola dengan baik dan meningkatkan produktivitas. Hal ini akan menjadi katalis peningkatan laba bersih dan kinerja secara keseluruhan BNI.
Kuartal I-2024, rasio biaya terhadap pendapatan (cost to income ratio/CIR) BBNI mencapai 43,2% secara bank only, menurun. Rasio CIR ini adalah indikator efisiensi yang dianggap lebih akurat dibandingkan dengan BOPO (biaya operasional dan pendapatan operasional) dalam konteks perbankan.
Penurunan rasio CIR mengindikasikan adanya efisiensi dalam beban operasional terhadap pendapatan bunga bersih. Selain itu, rasio cost to assets (CoA) BBNI turun dari kuartal I-2023 sebesar 2,5% menjadi 2,4% kuartal I-2024.
Secara keseluruhan, BBNI berhasil memangkas beban operasional sebesar 19,2% dibandingkan kuartal sebelumnya. Penurunan terbesar terlihat pada sektor TI & telekomunikasi, serta biaya terkait hunian masing-masing sebesar 15,9% dan 16,7%.
Advertisement
BBNI juga mendorong produktivitas dengan fokus pada kualitas dibandingkan kuantitas. Strategi ini tercermin dari penekanan pada bisnis dan unit digital. BBNI juga melakukan kalibrasi skema penghargaan yang berorientasi pada hasil untuk mempertahankan dan menarik talenta terbaik.
Head of Investment Nawasena Abhipraya Investama Kiswoyo Adi Joe mengungkapkan,  kemampuan BBNI dalam menjaga struktur biaya yang manageable menjadi salah satu faktor utama dalam peningkatan laba.
“BBNI berusaha untuk meningkatkan profit hingga setara dengan bank-bank besar lainnya,” ujar Kiswoyo, dikutip Kamis (14/8/2024).
Dia menambahkan, BBNI memiliki kekuatan di semua lini, termasuk korporasi, usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), dan perumahan, sehingga harus bisa mengoptimalkan produktivitas. “Kita akan melihat hasilnya di semester II. Jika NPL tetap rendah, berarti tugas BBNI sukses,” tambah Kiswoyo.